Profil Ganjar Pranowo yang telah menjabat selama dua periode sebagai Gubernur Jawa Tengah tentu menarik untuk diceritakan. Tercatat, Ia pertama kali menjadi gubernur pada tahun 2013, dan kembali terpilih pada tahun 2018. Tokoh politik ini dikenal publik karena kesederhanaannya dalam memimpin. Ia juga dikenal sebagai pemimpin yang lugas dan sangat dekat dengan masyarakat. Melansir situs Universitas Jambi, ia pun menjadi salah satu calon presiden tahun 2024 nanti, lho.

Biodata Ganjar Pranowo

Profil Ganjar Pranowo

Foto: Profil Ganjar Pranowo (Muhammadiyah.or.id)

  • Nama : H. Ganjar Pranowo, S.H, M.IP
  • Lahir : 28 Oktober 1968, di Karanganyar, Jawa Tengah
  • Istri : Hj. Siti Atikoh Suprianti
  • Anak : Zinedine Alam Ganjar
  • Orang Tua : Pamuji (Ayah), Almh. Sri Suparmi (Ibu)
  • Agama: Islam

Ganjar Pranowo dikenal sebagai seorang politisi yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah selama dua periode sejak tanggal 23 Agustus 2013.

Sebelumnya, beliau adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan dalam periode 2004–2009 dan 2009–2013.

Selain itu, Ganjar Pranowo juga telah menjabat sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) selama dua periode, yaitu pada tahun 2014–2019 dan 2019–2024.

Ia juga menduduki posisi Ketua Umum Persatuan Radio TV Publik Daerah Seluruh Indonesia (Persada.id).

Pada tanggal 21 April 2023, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menunjuk Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden Indonesia untuk pemilihan tahun 2024.

Profil Ganjar Pranowo

Profil Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo lahir dalam keluarga sederhana di sebuah desa di lereng Gunung Lawu, Karanganyar.

Ayahnya bernama Parmudji Pramudi Wiryo dan ibunya bernama Sri Suparni.

Ia awalnya diberi nama Ganjar Sungkowo, dan merupakan anak kelima dari enam bersaudara.

Saudara-saudaranya adalah Pri Kuntadi, Pri Pambudi Teguh, Pri Jadi Joko Prasetyo, Prasetyowati, dan Nur Hidayati.

Ayah Ganjar Pranowo adalah seorang polisi yang pernah ditugaskan dalam operasi penumpasan gerakan PRRI di Sumatra Tengah (sekarang wilayah Sumatra Barat, Riau, dan Jambi).

Ketiga saudara Ganjar diberi nama "Pri" oleh ayah mereka karena sang ayah turun ke medan operasi penumpasan PRRI sebanyak tiga kali.

Ganjar Pranowo juga memiliki cerita tentang penggantian namanya, seperti yang umum terjadi dalam tradisi anak-anak di tanah Jawa-Mataram pada zaman dahulu.

Nama aslinya, Ganjar Sungkowo, memiliki arti "Ganjaran dari Kesusahan/Kesedihan (Sungkowo)".

Namun, ketika ia mulai sekolah, nama Sungkowo diganti menjadi Pranowo oleh orang tuanya karena mereka khawatir anak mereka akan "selalu menghadapi kesialan dan kesulitan" jika tetap menggunakan nama Sungkowo.

Sejak kecil, Ganjar telah menunjukkan bakat kepemimpinannya.

Bukti nyata dari hal ini terlihat saat ia bersekolah di tingkat dasar, di mana ia selalu terpilih sebagai ketua kelas.

Ketika ia akan memasuki jenjang SMP, keluarganya pindah ke Kutoarjo karena penugasan ayahnya.

Ganjar kemudian melanjutkan pendidikannya di SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

Di SMA, ia aktif dalam berbagai kegiatan kepramukaan dan juga menjadi anggota Dewan Ambalan.

Riwayat Tingkat Pendidikan

Profil Ganjar Pranowo

Profil Ganjar Pranowo dari latar belakang pendidikan dimulai dari SDN 01 Kutoarjo.

Ketika memasuki jenjang SMP, Ganjar dan keluarganya pindah ke Kutoarjo mengikuti tugas ayahnya.

Ia melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Kutoarjo, yang saat ini dikenal sebagai SMP Negeri 3 Purworejo.

Setelah menyelesaikan SMP, Ganjar melanjutkan ke SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Di tingkat SMA, ia aktif dalam kegiatan kepramukaan dan menjadi anggota Dewan Ambalan.

Pada akhir dekade 1980-an, menjelang kelulusan SMA, ayah Ganjar pensiun dari jabatannya di Polri.

Untuk mengatasi kebutuhan ekonomi keluarga, ibu Ganjar membuka warung kelontong, dan Ganjar sendiri sempat berjualan bensin di pinggir jalan.

Setelah menyelesaikan SMA, Ganjar melanjutkan studi di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

Di kampus, ia bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan aktif dalam kegiatan pecinta alam, di mana ia pernah melatih di SMA Negeri 8 Yogyakarta dan SMA Negeri 1 Sewon, Bantul.

Selama kuliah di UGM, Ganjar mengalami masa cuti kuliah selama dua semester karena keterbatasan biaya kuliah.

Ganjar juga meraih gelar S2 (master) dalam Ilmu Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.

Semasa kuliah, Ganjar mengaku memiliki hobi berpartisipasi dalam demonstrasi.

Ia pernah terlibat dalam demonstrasi menentang rektor UGM pada masa itu (periode 1986-1990), Koesnadi Hardjasoemantri.

Ia juga ikut serta dalam aksi protes penolakan penggusuran untuk proyek Waduk Kedungombo.