Beranda /Blog / Detail

Memilih Partai Sama Seperti Memilih Pasangan

————————————————————————

“Kinapa nt so disitu?”, “bo so maso di PDIP nt?”, “mo jadi apa nt maso disitu?”

Beberapa pertanyaan yang beberapa bulan belakangan sering sekali ditanyakan oleh beberapa kawan saya. Memang, berbagai macam ekspresi saya dapatkan dibeberapa bulan terakhir. Namun perenungan panjang tentang “masuk” ke sebuah partai politik ternyata tidak mudah. 

Hubungan kedekatan dengan elit, hingga persoalan ideologi partai adalah 2 dari banyak variabel-variabel penting dalam memutuskan partai mana yang akan dipilih.

Saya memang cukup “dekat” dengan beberapa petinggi partai dari beberapa warna. Sebutlah mulai dari tingkat nasional hingga daerah, Usaha Budidaya & Prosesing Sarang Burung Walet yang saya geluti berhasil membawa saya “kenal” dengan petinggi-petinggi tersebut. Bahkan Salah satu tim ahli Presiden RI yaitu Bapak PUTRA NABABAN adalah salah satu Pembina di Asosiasi Perkumpulan Petani Sarang Burung Walet Nusantara (PPSWN). Namun memang saat itu saya belum mau menjadi kader partai seutuhnya. Karena menurut saya, memilih partai sama seperti memilih pasangan. Pertama dan terakhir. Tidak bisa pindah-pindah. Sehingga nya harus benar2 sempurna.. ?

Partai adalah medium yang tepat dalam karir seorang politisi. Demokrasi mengajarkan kita bahwa jika tidak setuju dengan sebuah keputusan politik, maka merubahnya harus dari dalam. Tidak cukup dengan berkoar dari luar sistem.

—————————

Mengapa PDIP?

PDIP adalah partai besar di Indonesia yang kemarin baru saja merayakan ulang tahun emas. Ya, 50 tahun bukanlah waktu yang singkat. Partai ini berhasil mengukuhkan diri dalam pasang surut demokrasi bernegara. Pun dalam pemilu 2019 kemarin, PDIP berhasil mendapatkan kursi di DPR RI sebanyak 128 dengan jumlah suara sebanyak 27.503.961. Partai yang berlambang banteng ini berhasil menjadi partai pemenang pemilu.

Di Provinsi Gorontalo sendiri PDIP berhasil mendapatkan 7 kursi dari total 6 kabupaten/kota. Partai yang dipimpin oleh Moh. Kris Wartabone atau yang lebih akrab disapa Abah Kuce ini pun berhasil mendapatkan kursi pimpinan di DPRD Provinsi Gorontalo saat ini. Belum lagi di beberapa Kabupaten, PDIP berhasil mendapatkan Kursi Ketua. Sebut saja Kab. Gorontalo Utara & Kab. Boalemo. PDIP adalah partai raksasa yang kuat hingga akar rumput. Sistem pengkaderan yang sudah teruji adalah kunci dari partai ini sehingga melahirkan pejuang-pejuang politik yang mumpuni.

Inilah alasan utama saya akhirnya memproklamirkan, mewakafkan diri & pikiran saya ke dalam partai yang berlambang Banteng. Nilai-nilai perjuangan Marhaen, petani kecil, adalah satu dari banyak alasan mengapa saya akhirnya memilih mengakhiri pergumulan dalam batin & pikiran dibeberapa bulan terakhir. Ya tentu saja, alm. Mendiang Kakek saya (Sahidi Kumisi atau Pali seri) dan Opa Buno adalah sosok yang memperkenalkan ideologi partai ini jauh sedari saya kecil. Almarhum adalah simpatisan PDIP, fans berat Soekarno. Para tetua dikampung saya tau betul sedalam apa ke-PDIP-an.

Pada akhirnya, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Saya YUSDIYANTO TUREDE, SE.MM dengan ini secara resmi bergabung bersama PDI Perjuangan Provinsi Gorontalo dibawah pimpinan Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Gorontalo Bapak  H. Moh. Kris Wartabone dan Ketua DPC PDI Perjuangan Kab. Bone Bolango Bapak Moh. Fadjar Wartabone Saya memohon kepada Allah SWT kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa membimbing saya dalam berkhidmat kepada masyarakat.

Wassalam alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Merdeka! ??


Share :